Yvo and utiketIndonesia

Rumah Pohon Suku Korowai

Rumah Pohon Suku Korowai

17 Mar 2014 11:25:00

Indonesia terdiri dari banyak suku. Salah satunya adalah Suku Korowai. Suku Korowai menempati pedalaman Papua, tepatnya di sekitar wilayah Kaiba, Kabupaten Mappi, Papua, Indonesia. Suku ini mulai dikenal oleh banyak orang sekitar tahun 1974. Meski tinggal di pedalaman Papua, namun suku ini termasuk salah satu suku yang tidak menggunakan koteka. Uniknya, suku ini membangun rumahnya di atas pohon yang disebut dengan Rumah Tinggi.

Rumah pohon Suku Korowai biasanya dibangun di atas pohon dengan ketinggian sekitar 15 hingga 50 meter. Rumah dibangun di atas pohon untuk menghindari gangguan binatang buas maupun roh-roh jahat. Menurut kepercayaan mereka, semakin tinggi rumah yang dibangun maka semakin jauh pula gangguan roh jahat.

Bahan yang digunakan untuk membangun rumah berasal dari alam. Seperti kayu, rotan, akar atau ranting pohon. Pada bagian dinding atau atap, biasanya menggunakan kulit kayu atau anyaman dari daun sagu. Sedangkan untuk lantainya biasanya hanya dilapisi kulit kayu saja. Cara pembuatannya, sepenuhnya dilakukan secara manual. Satu-satunya alat yang digunakan hanyalah kapak atau parang yang biasa digunakan untuk berburu dan tali rami untuk mengikat bagian demi bagian.

Rumah pohon Suku Korowai biasanya paling tidak harus bisa menampung lebih dari sepuluh orang termasuk hewan peliharaan mereka. Sehingga pembuatan lantainya haruslah kuat. Setelah pembangunan selesai, si pemilik biasanya akan mengoleskan lemak hewani pada penyangga dan tangga di rumah tersebut. Suku ini pernah masuk dalam film dokumentasi BBC Human Planet. Dalam film dokumentasi tersebut, Suku Korowai menujukkan bahwa mereka dapat membangun rumah pohon setinggi 114 meter hanya dalam waktu dua minggu..! Wow!

Meski selalu hidup di atas rumah pohon, Suku Korowai hanya menebang pohon sesuai dengan keperluan saja. Mereka tidak pernah menebang pohon secara sembarangan. Mereka juga hanya turun dari rumah untuk mencari makanan seperti buah-buahan dan daging saja. Dengan begitu memang kelestarian flora dan fauna hutan di Papua akan tetap terjaga kelestariannya.

Posts yang sama