Yvo and utiketIndonesia

Sekilas Tradisi Natal di Indonesia

Sekilas Tradisi Natal di Indonesia

10 Des 2013 16:41:00

Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia terdiri dari banyak suku. Begitu juga dengan tradisi dan budayanya. Di beberapa kota besar di Indonesia pun dikenal tradisi khas menyambut perayaan Natal. Seperti di Sumatera Utara, khususnya untuk masyarakat Batak mempunyai tradisi Marbinda. Marbinda adalah tradisi perayaan menyambut Natal dengan menyembelih seekor hewan yang dilakukan secara bersama-sama. Hewan yang disembelih biasanya dibeli dari hasil tabungan yang telah dikumpulkan dari beberapa orang. Dan tepat pada hari raya, mereka akan melakukan Marhobas yakni pemotongan dan pembagian daging hewan.

Sementara di Jakarta, khususnya bagi masyarakat keturunan Portugis yang berada di Kampung Tugu memiliki tradisi Rabo-Rabo. Rabo-Rabo adalah tradisi unik perayaan Natal dengan cara menari sambil diiring musik keroncong. Hal ini biasanya akan mereka lakukan sambil berkeliling kampung, mengunjungi setiap rumah. Dan penghuni rumah yang dikunjungi biasanya akan mengikuti rombongan hingga rumah terakhir. Puncak acara dikenal dengan nama Mandi-Mandi yakni sebuah kegiatan dimana warga akan berkumpul di salah satu rumah saudaranya dan saling coret muka menggunakan bedak putih. Hal ini sebagai simbol menghapus kesalahan yang pernah dilakukan menjelang tahun baru.

Di Yogyakarta sendiri tradisi Natal biasanya dirayakan dengan menggelar pertunjukkan Wayang Kulit dengan tema Kelahiran Kristus. Selain itu pendeta yang memimpin ibadah biasanya akan menggunakan pakaian khas Jawa, Blangkon dan berbicara dengan menggunakan bahasa Jawa halus. Tidak berbeda dengan komunitas masyarakat pemeluk agama Kristen yang ada di Bali, mereka juga merayakan Natal dengan pakaian khas yakni dengan memakai kebaya, selendang, kain kamen serta destar atau tutup kepala khas Bali. Sementara kompleks gereja akan dihias dengan Penjor yakni batang bambu yang dihias dengan janur dan ornamen khas Bali.

Beda lagi dengan tradisi Natal di Toraja. Masyarakat setempat biasanya sejak awal Desember akan menyelenggakan sebuah festival budaya yang bertema “Lovely December” dan terbuka untuk semua orang. Festival biasanya akan diawali dengan penyembelihan kerbau dan akan diakhiri dengan puncak acara yang dikenal dengan nama Lettoan atau arak-arakan pada tanggal 26 Desember. Bangunan seperti rumah, kantor hingga gereja ramai-ramai akan dihias oleh masyarakat setempat. Sementara di Flores, malam perayaan Natal biasanya akan diramaikan dengan meriam bambu yang diledakkan di setiap sudut kota.

Tak kalah ketinggalan tradisi perayaan Natal unik lainnya ada di Ambon. Tepat saat tengah malam tiba yakni pada tanggal 24 Desember, bunyi sirine kapal dan lonceng gereja akan dibunyikan secara serentak. Di Papua sendiri, untuk menyambut datangnya Natal, masyarakat setempat akan menggelar tradisi pesta Barapen atau bakar batu. Barapen sendiri adalah sebuah tradisi lokal masyarakat setempat di bidang kuliner. Lagu-lagu Natal akan dimainkan selama 24 jam dan beberapa tempat juga akan dihias dengan dekorasi bertema Kelahiran Yesus. Sedangkan di Manado, sejak awal Desember masyarakat setempat akan menyelenggarakan ibadah pra Natal setiap harinya hingga Natal tiba. Tidak hanya itu ziarah ke makam keluarga biasanya juga akan dilakukan. Pada kesempatan ini biasanya makam akan dibersihkan. Puncak kemeriahan Natal akan diakhiri pada minggu pertama di bulan Januari dengan meyelenggarakan tradisi Kunci Taon yakni sebuah tradisi mengelilingi kampung sambil memakai berbagai kostum unik.

Posts yang sama