Yvo and utiketIndonesia

Stasiun KA China Kalahkan Kemewahan Bandara Indonesia

2 Apr 2013 01:35:30

bisniskeuangan.kompas.com

BEIJING, KOMPAS.com - Kaki manusia-manusia urban berderap begitu cepat. Dingin nol derajat dan angin menghembus mereka saat memasuki stasiun subway di pusat Kota Beijing, China. Semua bergerak cepat, tidak terlihat antrean panjang orang-orang membeli tiket secara manual maupun dari mesin otomatis.


Di peron terdapat garis petunjuk tempat calon penumpang diharuskan berdiri untuk masuk dan satu lagi garis tempat penumpang turun. Lagi-lagi, tidak terlihat antrean. Tidak lama menunggu, kereta listrik telah tiba dan telah ada kesadaran kalau penumpang dari dalam diharuskan lebih dulu keluar, tidak berebut antara yang keluar dengan yang masuk.


Denyut Senin pagi yang sibuk itulah yang dirasakan 105 karyawan PT KAI yang tiba di Beijing dalam rangka studi banding tentang perkeretaapian. Hanya sekitar lima menit menaiki subway, mereka tiba di Beijing South Railway Station, stasiun modern terbesar di Asia yang menempati area seluas 32 hektare. Subway terintegrasi dengan stasiun tersebut untuk memudahkan penumpang menuju antarkota.


Karyawan PT KAI yang sebagian besar para pelaksana dibuat takjub saat merasakan langsung kondisi stasiun. Sejak turun subway, memasuki pintu otomatis hingga naik menyusuri gemerlap lorong pertokoan, lalu dibawa naik menuju ruang tunggu stasiun dengan arsitektur modern. Ruang tunggu memiliki luas 251.000 meter persegi yang dapat menampung 10.000 orang. Bagian atap berupa kaca dilengkapi dengan 3.246 panel surya untuk menghasilkan listrik.


Jangan membandingkan dengan stasiun kereta api di Indonesia, bangunan sekelas terminal Bandara Soekarno-Hatta pun kalah dengan kemegahan dan kemewahan stasiun yang dibangun selama tiga tahun dan selesai 2008 ini. Informasi mengenai penjualan tiket, jadwal keberangkatan kereta terpampang besar di depan loket, petunjuk arah ke tiap bagian stasiun juga terlihat jelas.


Baca cerita lengkap: bisniskeuangan.kompas.com

Posts yang sama